sudah lolos dari imigrasi Kamboja
Setelah target pertama di Vietnam tercapai (menjelajah Christ Hill di Vung Tau), saatnya berjuang untuk mencapai target ke 2, yaitu menjelajah Angkor Wat.
Kami sudah memutuskan untuk overland dari HCMC ke Siam Reap. Lagi-lagi budget sebagai alasan utamanya.
9 Juni 2012
Dengan berbekal tiket yang sudah dibeli dari Sinh Tourist, jam 06.00 kami check out dari penginapan dan stand by di depan kantor travel tsb. Waktu beli sih dibilangnya suruh stand by jam 06.15, tapi karena parno dan sangat gak sabar, jadinya kepagian nyampe sana. Travelnya masih tutup, bus-nya belum datang. Alhasil ngemper di pinggir jalan.
Jam 06.15 mereka buka, dan kami langsung check in. Saat beli tiket, sebenernya sudah dikasih nomor kursi, check ini ini hanya utk reconfirm aja. Harga tiket HCMC - Siam Reap ini USD19/orang, dengan fasilitas bus AC, mineral water 2 botol, tissue basah 2x (tapi ngasihnya bertahap - pertama waktu mau berangkat dari HCMC, kedua waktu mau berangkat dari Pnom Penh).
Beres check in, kami langsung masuk bus begitu ada tamu lain yang juga mulai masuk. Nyiapin posisi buat tidur (meski ini day-trip, kayaknya bohong banget kalo saya gak bakal tidur selama perjalanan :p).
Jam 06.30 tepat bus berangkat.
Selain sopir bus + kondektur, ada juga chaperone dari pihak travel yang bisa bahasa Inggris. Saat pemeriksaan tiket, chaperone ini sekalian mintain paspor semua penumpang, tujuannya adalah mintain stempel dari imigrasi saat di border nanti.
Waktu tahu kami ber 2 dari Indonesia, dia bilang: "nanti di border, kalian berdua ikuti saya yah".
Saya hanya menjawab: oke *sambil masang penuh tekat*
Padahal habis gitu, pandang-pandangan berdua ama Desy, sambil saling nanya: "kenapa yah???"
Pertanyaan ini tidak pernah terjawab, karena saat di border, tidak ada proses khusus terhadap kami berdua. Sama aja ama tamu dari negara lain.
Selain sopir bus + kondektur, ada juga chaperone dari pihak travel yang bisa bahasa Inggris. Saat pemeriksaan tiket, chaperone ini sekalian mintain paspor semua penumpang, tujuannya adalah mintain stempel dari imigrasi saat di border nanti.
Waktu tahu kami ber 2 dari Indonesia, dia bilang: "nanti di border, kalian berdua ikuti saya yah".
Saya hanya menjawab: oke *sambil masang penuh tekat*
Padahal habis gitu, pandang-pandangan berdua ama Desy, sambil saling nanya: "kenapa yah???"
Pertanyaan ini tidak pernah terjawab, karena saat di border, tidak ada proses khusus terhadap kami berdua. Sama aja ama tamu dari negara lain.
tips:
sebaiknya bawa bekal cemilan/extra air mineral, karena bus tidak akan berhenti di semacam "rest area" atau resto
mejeng sebelum berangkat
Untuk sampai ke perbatasan Vietnam - Kamboja, membutuhkan waktu sekitar 2,5-3 jam. Pagi itu saat berangkat, tanpa dikasih penjelasan apapun, bus berhenti sekitar 30 menit di pinggir jalan. Kalau gak inget ada di negeri orang + gak bisa bahasanya, pingin ngomel aja ke chaperone-nya.
Paspor yang sudah dikumpulkan, akan ditaruh di meja salah satu petugas imigrasi. Cepat distempel atau tidak, tergantung kemurahan petugas tsb (soalnya kadang disela ama paspor penduduk lokal).
Jika ada paspor yang sudah distempel, petugas tsb (chaperone) akan memanggil nama pemilik paspor. Yang merasa namanya dipanggil langsung maju mengambil paspornya dan melewati petugas imigrasi lain utk sekedar menengok paspor tsb, dan kembali naik bus. Jika penumpang semua sudah lengkap, bus akan berangkat.
Paspor yang sudah dikumpulkan, akan ditaruh di meja salah satu petugas imigrasi. Cepat distempel atau tidak, tergantung kemurahan petugas tsb (soalnya kadang disela ama paspor penduduk lokal).
Jika ada paspor yang sudah distempel, petugas tsb (chaperone) akan memanggil nama pemilik paspor. Yang merasa namanya dipanggil langsung maju mengambil paspornya dan melewati petugas imigrasi lain utk sekedar menengok paspor tsb, dan kembali naik bus. Jika penumpang semua sudah lengkap, bus akan berangkat.
Tidak sampai 5 menit bus jalan, lagi-lagi kami harus keluar.
Kalau sebelumnya imigrasi Vietnam, sekarang kami harus melalui imigrasi Kamboja.
sempat mejeng sambil nunggu cap 10 jari
Urusan imigrasi total (Vietnam - Kamboja) membutuhkan waktu sekitar 1/2 jam.
Antrian imigrasi di Kamboja jauh lebih tertib dibanding yang di imigrasi Vietnam. Di kantor imigrasi Vietnam, penduduk lokal asal aja maju terus naruh paspornya tanpa antri. Mungkin karena memang mereka keseringan wera-were lintas negara kali. Banyak juga bus yang melintasi perbatasan, dan semuanya juga ada 1 orang perwakilan yang bertugas mengumpulkan paspor penumpangnya untuk distempel pihak imigrasi.
Selesai urusan imigrasi, bus melanjutkan perjalanan.
tips:
saat di border ini, sebaiknya urusan toilet diselesaikan, karena kalau di jalan nanti ke toilet bayar sekitar USD1 (kalau saya gak salah denger)
Daerah perbatasan Kamboja banyak berjejer hotel & casino, yang kalau malam pasti bagus karena hiasan lampunya.
Sampai di kota tertentu (saya cari-cari label nama kota gak ketemu), bus akan melintasi sungai dengan naik kapal tongkang sekitar 5 menit. Dan setelah sampai di seberang, chaperone bus akan menawari para penumpang untuk ke toilet.
Bus hanya berhenti 1x itu sebelum transit di Pnom Penh.
Bus kami sampai di Pnom Penh jam 13.00. Dan kami harus pindah bus yang berangkat jam 13.45.
Begitu sampai, kami langsung recheck-in, menitipkan daypack yang gede dan cari makan siang. Resto samping Sinh Travel cukup memadai kalau untuk sekedar makan. Masakannya lumayan (cocoklah di lidah saya), harganya juga masih masuk budget.
Jam 13.45 tepat bus berangkat ke Siam Reap.
Selama perjalanan ke Siam Reap, sopir banyak berhenti untuk menaikturunkan penduduk lokal. Saya merasa seolah-olah naik bus umum di Jakarta. Para bule + tourist lain yang naik sejak dari HCMC juga merasa heran. Dan terus terang, kelakuan penduduk lokal ini sangaaaattttt mengganggu. Berisiknya bukan main >.<. Lagi-lagi saya membayangkan kondisi Jakarta. Rasanya sih kelakuannya mirip, makanya ngomelnya dalam hari saja (eh dibagi ke Desy juga sih :p)
Sekitar jam 20.00 bus sampai di Sinh Tourist yang di Siam Reap.
Kami sudah dijemput tuk-tuk dari penginapan (layanan jemput ini gratis lho).
Gak sabar rasanya untuk segera narsis di Angkor Wat.
Ditulis oleh Octaviani
Selesai urusan imigrasi, bus melanjutkan perjalanan.
tips:
saat di border ini, sebaiknya urusan toilet diselesaikan, karena kalau di jalan nanti ke toilet bayar sekitar USD1 (kalau saya gak salah denger)
sumringah habis lolos Vietnam
Daerah perbatasan Kamboja banyak berjejer hotel & casino, yang kalau malam pasti bagus karena hiasan lampunya.
Sampai di kota tertentu (saya cari-cari label nama kota gak ketemu), bus akan melintasi sungai dengan naik kapal tongkang sekitar 5 menit. Dan setelah sampai di seberang, chaperone bus akan menawari para penumpang untuk ke toilet.
Bus hanya berhenti 1x itu sebelum transit di Pnom Penh.
Bus kami sampai di Pnom Penh jam 13.00. Dan kami harus pindah bus yang berangkat jam 13.45.
Begitu sampai, kami langsung recheck-in, menitipkan daypack yang gede dan cari makan siang. Resto samping Sinh Travel cukup memadai kalau untuk sekedar makan. Masakannya lumayan (cocoklah di lidah saya), harganya juga masih masuk budget.
tempat makan samping kantor travel - nasgor USD2/porsi
Jam 13.45 tepat bus berangkat ke Siam Reap.
Selama perjalanan ke Siam Reap, sopir banyak berhenti untuk menaikturunkan penduduk lokal. Saya merasa seolah-olah naik bus umum di Jakarta. Para bule + tourist lain yang naik sejak dari HCMC juga merasa heran. Dan terus terang, kelakuan penduduk lokal ini sangaaaattttt mengganggu. Berisiknya bukan main >.<. Lagi-lagi saya membayangkan kondisi Jakarta. Rasanya sih kelakuannya mirip, makanya ngomelnya dalam hari saja (eh dibagi ke Desy juga sih :p)
Sekitar jam 20.00 bus sampai di Sinh Tourist yang di Siam Reap.
Kami sudah dijemput tuk-tuk dari penginapan (layanan jemput ini gratis lho).
Gak sabar rasanya untuk segera narsis di Angkor Wat.
Ditulis oleh Octaviani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar