Anda mungkin sering mendengar kata flashpacker, backpacker atau turis dan dimanakah kini kita berada, nah disini akan saya jelaskan persamaan, perbedaan antara ketiga kegiatan tersebut
Sebenarnya Backpacker, Flashpacker dan Turis merupakan kegiatan yang sama yaitu jalan jalan menikmati suatu tujuan wisata baik itu gunging, laut / pantai ataupun kota / daerah, hanya saja perlakuannya yang mebedakan antara ketiganya
Flashpacker dan backpacker adalah kaum pelancong yang melakukan perjalanan secara Flashpacking atau backpacking . Lantas, apa bedanya Flashpacking dengan Backpacking? Apa pula arti Flash dalam istilah ini? Apa pula karakteristik atau preferensi seorang pelancong sehingga dia dianggap Flashpacker?
Perbedaan antara Flashpacker dengan Backpacker : Jika Backpacker adalah kaum penggemar jalan-jalan yang mencintai kebebasan waktu tetapi sangat berorientasi kepada anggaran (budget oriented), maka Flashpacker juga mencintai kebebasan waktu tetapi lebih berorientasi kepada pengalaman (experience oriented) serta lebih menghargai kemudahan dan kenyamanan (convenience & comfort) sehingga lebih fleksibel dan moderat dalam hal pengaturan anggaran.
Contoh : Jika memang berniat melihat matahari terbit di Bromo, maka sekalipun penginapan murah dan nyaman sudah penuh dan pilihan hanya tersisa hotel berbintang dengan harga kamar yang lebih mahal, maka Flashpacker biasanya tidak akan terlalu berkeberatan asalkan tujuannya menikmati matahari terbit dapat tercapai
Wikipedia mendefinisikan Flashpacking sebagai backpacking with flash, or style, atau perjalanan backpacking dengan gaya sendiri. Lantas, bagaimana yang dinamakan backpacking dengan gaya sendiri? Jawabannya bisa beragam, tergantung preferensi dan gaya, tetapi intinya adalah pilihan
Sedangkan Turis adalah kaum penggemar jalan-jalan yang tidak mau repot-repot mengurus tetek bengek perjalanannya dan menyerahkan semuanya kepada biro perjalanan dengan konsekuensi harus terikat jadwal dan agenda tur yang kaku, maka Flashpacker lebih memilih untuk merencanakan jadwal dan agenda perjalanannya serta mengurus sendiri semua kebutuhan perjalanannya supaya dapat mendalami dan memahami suatu destinasi dengan lebih baik dan dalam waktu perjalanan yang lebih fleksibel.
Flashpacker lebih tepat disebut kaum penggila jalan-jalan yang memposisikan diri di tengah , yakni Backpacker dan turis. Kaum Flashpacker lebih moderat dari Backpacker dalam hal pengontrolan anggaran karena lebih berorientasi kepada tujuan perjalanan atau pengalaman yang hendak dicari, sehingga anggaran bukanlah yang terpenting. Akan tetapi, Flashpacker tetap berbagi prinsip dan semangat yang sama dengan Backpacker untuk mengeksplorasi dan mendalami suatu destinasi dengan sebaik-baiknya tanpa harus terlena dalam kenyamanan ekstra ala turis tetapi terjebak dalam kekakuan jadwal yang serba mengikat.
Satu karakteristik utama paling menonjol yang membuat kaum Flashpacker menyandang kata “Flash” (baca : gaya) adalah prinsip untuk selalu memilih apa yang mereka inginkan ketika berpergian, tanpa perlu harus terjebak ke dalam aturan, gengsi, status, paham, penampilan atau identitas kelompok, sehingga anggaran seringkali bukan suatu hal yang terlalu diambil pusing. Berpergian dengan full service airlines, LCC (Low Cost Carrier), ferry, cruise ship, kapal laut, kereta api, bus, mobil, sepeda motor bahkan sepeda atau jalan kaki, semuanya bisa dipertimbangkan kalau diperlukan apabila memang sesuai dengan tujuan berpergian, pengalaman yang hendak didapatkan, ataupun cuma hanya diinginkan secara spontan. Tinggal di hotel berbintang, hostel, losmen atau malah camping, semuanya sah-sah saja kalau memang itu yang diinginkan atau memberikan pengalaman yang hendak dicari. Singkatnya, berpergian ala gue. Atau, traveling yang gue banget.
Menurut definisi umum yang beredar, profil kaum Flashpacker dideskripsikan sebagai kaum pelancong independen yang memiliki pekerjaan tetap dengan tingkat penghasilan menengah keatas, sehingga mereka memiliki waktu libur yang singkat tetapi sebaliknya memiliki anggaran yang lebih longgar. Karena memiliki pekerjaan tetap yang sibuk, maka kebutuhan untuk berkomunikasi selama perjalanan menjadi teramat penting yang mana menjelaskan kebutuhan untuk selalu membawa gadget berjubel ke mana pun mereka pergi.
Bagi rata-rata Flashpacker, tujuan atau pengalaman yang didapat dari suatu perjalanan adalah segala-galanya, sekalipun itu berarti harus memilih pesawat terbang yang mahal untuk mempersingkat waktu, atau mungkin harus tinggal di hotel berbintang supaya kualitas istirahat lebih baik. Sekali lagi, selama semua pilihan tersebut sejalan dengan tujuan perjalanan.
Bagi kaum Flashpacker, you are how you travel, jalan-jalan bukan hanya sekedar jalan-jalan, tetapi juga merupakan wujud ekspresi diri, seperti halnya penampilan, gaya berbusana, buku yang dibaca atau gadget yang dipakai.
Sebagai kaum penggemar jalan-jalan yang berorientasi kepada pengalaman (experience oriented), maka biasanya Flashpacker bersikap sangat time conscious atau berusaha bijaksana dalam memanfaatkan waktu perjalanannya supaya tidak terbuang percuma untuk hal-hal yang tidak sejalan dengan tujuan perjalanan atau pengalaman yang hendak didapatkan, sekalipun berarti harus mengeluarkan dana ekstra.
Contoh : Daripada menempuh perjalanan puluhan jam dengan bis untuk mencapai suatu tempat sedangkan sebenarnya tersedia pesawat dengan masa tempuh hanya 1 – 2 jam, biasanya Flashpacker lebih cenderung memilih menghemat waktu dengan memakai pesawat saja walaupun berarti harus mengeluarkan dana yang lebih besar.
Walau menghargai kemudahan dan kenyamanan, tidak lantas berarti bahwa Flashpacker tidak dapat menolerir ketidaknyamanan sama sekali, selama ketidaknyamanan tersebut diperlukan atau tidak dapat dihindari untuk mendapatkan suatu pengalaman tertentu.
Contoh : Kalau memang niatnya hendak mencoba merasakan bagaimana berkemah di puncak gunung, maka sekalipun harus bergemetaran dalam balutan hawa dingin menusuk tulang sepanjang malam (jelas tidak nyaman), maka bagi Flashpacker itu hanyalah sekedar konsekuensi dari pengalaman yang hendak didapatkan dan mau tidak mau, suka tidak suka, tetap harus dijalani.
Perlu dibedakan arti kenyamanan (comfort) dengan kemewahan (luxury). Walaupun kemewahan selalu identik dengan kenyamanan, tetapi kenyamanan tidak serta merta identik dengan kemewahan. Flashpacker adalah kaum penggemar jalan-jalan yang menghargai kenyamanan, tetapi belum tentu selalu mencari kemewahan dalam setiap perjalanannya.
Contoh : Bagi seorang Flashpacker, berpergian tidak mutlak harus dengan full service airlines yang mahal apabila memang tersedia budget airlines dengan harga tiket terjangkau tetapi dengan interior kabin yang nyaman.
Kesimpulannya, Flashpacking adalah paham jalan-jalan yang memenuhi keempat karakter berikut :
Ø Self Organized : Direncanakan dan diorganisir oleh para peserta sendiri
Ø Experience Oriented : Berorientasi terhadap pengalaman atau tujuan perjalanan
Ø Value Convenience & Comfort : Menghargai kemudahan dan kenyamanan
Ø Time Conscious : Berusaha memanfaatkan waktu perjalanan dengan sebaik-baiknya
Secara profil, biasanya Flashpacker adalah kaum penggemar jalan-jalan yang memiliki pekerjaan tetap dengan tingkat penghasilan memadai (catatan : memadai tidak lantas berarti tinggi) tetapi memiliki waktu libur yang terbatas, sehingga berusaha memanfaatkan waktu perjalanannya dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan perjalanan yang berkesan atau memorable.
Dirangkum dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar