sunrise berawan @Angkor Wat
Setelah menempuh perjalanan jauh (overland HCMC - Siam Reap), saya pribadi berharap Angkor Wat akan seindah bayangan saya.
Selama di Kamboja, kami penginap di Bou Savy Guest House, dengan tarif USD32 untuk 2 malam.
Selama di Kamboja, kami penginap di Bou Savy Guest House, dengan tarif USD32 untuk 2 malam.
Penginapan ini berkonsep suasana rumah yang rindang (banyak pohon dan tanaman), bahkan ruang makannya pun ada di halaman.
Pelayanannya sangat memuaskan!!! Very recommended pokoknya...
Saat baru sampai di penginapan, bpk tuk-tuk (lupa namanya padahal sudah kenalan) langsung mempersilahkan kami menunggu formalitas check in di ruang tamu sambil menikmati juice buah (sepertinya nanas + susu..nanas dan pisang adalah buah yang populer di sini).
Pada saat proses check in ini, kami dikasih kunci dan 1 kupon free dinner (berlaku untuk 2 orang). Kami juga minta tolong pihak penginapan untuk booking tiket night bus ke HCMC untuk tanggal 11 Juni nanti; kami pesan tuk-tuk untuk keliling Angkor Wat mulai hunting sunrise sampe selesai sunset, dan juga tuk-tuk untuk keliling kota Siam Reap di hari terakhir (city tour 1/2 hari).
Beres check in, kami diantar ke kamar dengan fasilitas kamar mandi dalam (ada air panasnya juga), AC, TV kabel (channel luar sangat terbatas), 2 botol air mineral (air mineral ini akan dikasih per hari).
Setelah barang ditaruh di kamar, bagaikan cacing kepanasan setelah duduk di bus selama hampir 14 jam, kami langsung ngambil dompet dan ngacir ke old market (art night market + pub street).
tips:
jangan tertipu dengan penginapan yang harganya murah (USD 2,5 - 3,5/kamar/malam), karena kemungkinan besar itu adalah kamar-kamar yang biasa dipakai untuk pelayanan "short time". Karena banyak kami temui bangunan yang bagian bawahnya restoran yang ada karaoke-nya, lantai atas adalah kamar inap, dengan banyak "hiburan" di pintu masuk, yang menuliskan penginapan harga murah itu. Apalagi kalau seperti kami yang hanya pergi berdua, cewe semua, mesti extra hati-hati.
Panduan yang dikasih petugas penginapan sangat jelas untuk ke old market: jalan lurus sampe ketemu lampu merah, lalu belok kanan dan lurus saja. Cuma ternyata lumayan juga, sekitar 15 menit jalan kaki (kecepatan kami jalan). Perbandingan jarak penginapan - old market (kalo saya gak salah mengukur), seperti jarak Sarinah - Thamrin City.
Art night market dan ada beberapa night market lagi tutup jam 22.00. Untuk pub-pub yang ada di pub street bisa sampai lewat tengah malam (seperti pub pada umumnya).
Untungnya kami keburu menjelajah tempat ini. Target barang yang mau dibeli sih gak banyak, hanya cukup souvenir yang mengingatkan kami pernah menginjak kota ini), jadinya kami sempat menjelajah berbagai macam tempat sampai toko-toko tutup.
Sekedar info, kualitas kaos di sini lebih jelek dibanding dengan HCMC. Paling tidak kalo di HCMC, kami masih dikasih pilihan kaos yang biasa atau yang katun. Di Siam Reap tidak ada pilihan begitu. Malah seringnya, dengan harga yang sama dan di kelompok barang yang sama, jenis kainnya bisa beda. harga kaos di sini sekitar. Gantungan kunci dari logam (seperti yang ada di tempat lain) dapat diperoleh seharga USD3,5 - 4 untuk 8 pcs.
10 Juni 2012
Janjian sama Mr. tuk-tuk dijemput di penginapan jam 05.00, dan ternyata si mister tepat waktu juga. Kami sudah memperhitungkan bahwa pagi ini gak bakal sempat sarapan karena belum jadwalnya, jadi semalam waktu kembali ke penginapan kami sempatkan diri mampir di mini market beli roti.
Tarif tuk-tuk keliling Angkor wat seharian ini USD14, kapasitas maksimal 6 orang (jadi kalo pergi berenam, saweran tuk-tuk akan lebih murah). Karena kami punya banyak waktu, Mr tuk-tuk menawarkan tambahan kuil tujuan, dengan menambah biaya USD8. Jadi totalnya USD23.
tuk-tuk kami, tapi Mr tuk-tuk-nya beda :p
05.00 teng kami berangkat menuju Angkor Wat.
Para pengemudi tuk-tuk maupun agen-agen travel sangat sadar akan pentingnya dana untuk kebutuhan renovasi Angkor Wat, sehingga tidak ada 1 pun yang akan masuk ke Angkor Wat tanpa melewati loket masuk.
Di sini ada 2 pilihan tarif:
- USD 20 untuk tour 1 hari
- USD 40 untuk tour 3 hari (valid selama 1 minggu)
Kami memilih USD20, karena memang gak berniat 3 hari muterin Angkor Wat (selain karena waktu tidak memungkinkan).
Selesai bayar, kami difoto dan dikasih bukti tanda masuk dengan foto terpampang di situ (untuk kemudian ditunjukkan ke petugas beberapa kuil di kawasan Angkor Wat).
tiket masuk Angkor Wat
Saya berpikir, seandainya saja Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, candi lainnya juga diberlakukan seperti ini (karcis masuknya diperbagus atau dibikin paketan, dengan tarif masuk yang tidak terlalu murah, tapi dananya memang dipakai untuk renovasi candi), mungkin candi-candi yang kita punya tidak ada berasa "kurang terurus", apalagi sudah ada fasilitas shuttle bus Prambanan-Ratu Boko yang gratis itu.
Karcis itu juga bisa jadi souvenir buat para pengunjung, karena sayang untuk dibuang (apalagi sudah ada wajah sendiri dipampang di situ).
Ah sudahlah..ngomongin "seharusnya..." gak bakal pernah habis. Tinggal berharap aja pihak yang seharusnya mengelola tempat wisata Indonesia sadar diri.
Angkor Wat adalah nama salah satu candi, yang juga menjadi nama kawasannya.
Sebagai candi, Angkor Wat menjadi tempat tujuan perburuan sunrise. Saat kami tiba di sana, sudah banyak pengunjung yang stand by, dengan posisi masing-masing sekaligus kamera-nya.
Karena belum waktunya, kami masih sempat narsis di salah satu spot. Entah berapa jepretan tuh (pokoknya 1 hari di Angkor Wat total jepretannya sekitar 700, yang menghabiskan 2 memory card saya + baterai).
Setengah hari pertama, kami mengunjungi:
- Angkor Wat: untuk berburu sunrise
- Bayon: salah satu icon Angkor Wat dengan pahatan wajah Buddha tersenyum
- Baphuon: candi yang menurut saya paling cantik. Saat berjalan ke arah pintu, view candi terlihat seperti lukisan. Sampai kalap saya berfoto di situ.
- Elephant terrace merupakan jalanan batu yang dimulai sejak keluar dari Baphuon (bagian atas..nanti akan ada tangga menurun dan kita jalan terus sampai ujung)
- Lepper terrace: masih terusan elephant terrace, yaitu di bagian bawah (setelah turun tangga batu)
- 3 candi yang kami gak tau namanya
- Ta Phrom (tempat syuting Lara Croft-nya Angelina Jolie): candi yang paling unik dan sangat berasa spooky-nya
#1 - Angkor Wat
#2 - Bayon - salah satu stupa
#3 - Baphuon (my favorit)
#4 - elephant terrace
#5 - leppre king terrace
#6 - unknown temple
#7 - unknown temple
#8 - unknown temple
#9 - salah satu spot di Ta Phrom
Keluar dari Ta Phrom pas jam makan siang. Mr tuk-tuk membawa kami ke resto di samping danau Srahsang (lupa nulisnya gimana). Makanan di sini terhitung mahal, mungkin karena view-nya pas danau dan letaknya di tengah-tengah objek wisata. Tapi yah sudah lah..kami sudah laper + capek + haus, jadilah sikat aja tuh makanan. Untungnya rasanya enak. Total makan siang kami USD14 untuk berdua.
lunch mewah - nasgor, loklak (makanan khas), juice nanas, juice mangga
Kenyang habis makan, jadi ngantuk. Penyakit klasik!!!
Tapi jelas aja kami gak bakal tidur siang di resto, bisa diceburin ke danau ama pemilik resto. Kami lanjut ke Bantey Srei dan entah candi apa lagi, yang merupakan tujuan tambahan untuk menghabiskan waktu menunggu sunset.
Siang sampai sore ini, kami akan mengunjungi:
- Bantey Srei
- 1 candi entah apa namanya di kawasan terpisah dgn candi lain
- Bantey Kdei
- candi tempat spot sunset
Sebelum berangkat kami minta Mr tuk-tuk untuk mengantar kami membeli air mineral. Ternyataaaa...si mister menyediakan air mineral gratis buat kami. Dingin pula...wow!!!!
Membutuhkan waktu 30 menit untuk ke Bantey Srei. Kami memasang posisi bersandar tiduran (seperti orang lagi berbaring di kursi pinggir kolang renang)..terus ketiduran deh ^_^
Bantey Srei merupakan satu-satunya candi yang kami kunjungi yang pintu masuknya dibuat seolah-olah tempat wisata tersendiri..jadi ada loket sendiri (tidak gabung dengan loket masuk kawasan Angkor Wat, tetapi kartu kami berlaku disini. Jadi kami gak perlu bayar lagi), ada deretan toko-toko suvenir dan makanan, lapangan parkir. Mungkin karena letaknya yang terpisah jauh dari kawasan candi yang sebelumnya kami kunjungi.
Di Bantey Srei, kami sempat membeli kelapa muda seharga USD1/buah.
Di Bantey Srei, kami sempat membeli kelapa muda seharga USD1/buah.
awalnya puing-puing seperti ini
tapi ternyata, di dalamnya megah juga
Dari Bantey Srei, kami pindah ke candi berikutnya yang letaknya juga terpisah dari kawasan Angkor Wat pertama tadi. Kembali 30 menit perjalanan membuat saya tidur lagi di tuktuk. Mr tuk-tuk sampe berkali-kali nengok takut kami jatuh (saya sempat ngeliat dia nengok-nengok ke belakang sebelum akhirnya pules :p).
Arloji saya sudah menunjukkan pukul 16.00 saat meninggalkan candi ini, tinggal beberapa saat lagi sebelum sunset. Tapi di tengah jalan, ban tuktuk bocor. Jadilah kami berhenti dulu buat nambal. Masih keburu sih untuk ngeliatin sunset.
Saat nungguin ban ditambal ini, saya dan Desy membahas soal cara berpakaian orang Kamboja. Saya gak habis pikir kenapa mereka rata-rata pakai kemeja lengan panjang di tengah hawa panas begini, bahkan untuk mereka yang jenis pekerjaannya bikin baju gampang kotor. Montir tempat tuktuk kami nambal ban ini, lagi reparasi motor sambil pakai kemeja lengan panjang.. kebayang gerahnya gimana tuh X_X
Kalo waktu di HCMC, kami heran ama cewe-cewe HCMC yang hangout ama temennya trs makan di pinggir jalan (analoginya: makan pecel ayam/pecel lele yg tendaan), tapi dandannya pake dress + sepatu resmi hak tinggi, udah gitu pada jalan kaki, bukannya naik mobil. Kalah lho gaya cewe-cewe Jakarta yang nongkrong di cafe.
Tapi sekali lagi, ya sudah lah....
Oke, sekitar 30 menit berlalu, tuk-tuk kami pun siap. Kami menuju Bantey Kdei sebelum ke candi terakhir tempat kami akan menikmati sunset.
Candi ini merupakan spot terbaik kedua di kawasan Angkor Wat (spot terbaik pertama di arah belakang - kalo ada peta Angkor Wat bisa saya tunjuk deh :p), untuk menikmati pemandangan sunset.
Di Siam Reap ini sepertinya matahari bersinar lebih dari 12 jam, soalnya jam 05.30 sudah sunrise, tetapi jam 18.00 matahari masih bersinar garang seperti jam 4 sore di Jakarta. Nuansa sunset jingga-ungu baru mulai muncul sekitar jam 18.30. bahkan saat jam 19.00 kami meninggalkan Angkor Wat, suasananya masih terang, dan sisa warna jingga itu masih ada di langit.
Untunglah sunsetnya indah sekali, seperti yang ditulis di blog-blog referensi kami, sehingga sedikit kekecewaan akibat sunrise yang mendung pun terobati.
Di kawasan Angkor Wat maupun di old market banyak penduduk lokal yang mencoba menawarkan dagangannya, dan mereka bukan orang yang akan menerima penolakan 1x, jadi kita harus berkali-kali bilang "no, thank you". Jangan pernah bosan mengatakannya kalau memang tidak niat beli, karena akan diikuti terus jika kita memberanikan diri untuk basa-basi menawar.
Khusus di Bantey Kdei banyak berkeliaran anak-anak kecil penduduk lokal yang mencoba beramah-tamah dengan pengunjung. Sebaiknya abaikan saja mereka, entah dengan melambaikan tangan tanda menolak, atau cuek beibeh terus-terusan. Karena mereka akan tiba-tiba memposisikan diri sebagai guide dan meminta uang kepada kita (kami korbannya...ramah-tamah kami bernilai USD2 :p)
Malam itu saya kembali ke penginapan dengan rasa capek dan puas yang amat sangat, baterai abis, 2 memory card full.
Tinggal besok pagi menikmati pemandangan kota Siam Reap (targetnya 1/2hari saja).
Dan tentu saja tidak lupa kami menukarkan kupon free dinner sebelum naik ke kamar.
dinner seharga USD3 tapi gretong
11 Juni 2012
Keesokan paginya, kami dijemput jam 08.00. Selesai memastikan bookingan tiket bus kami dan menyelesaikan sarapan kami langsung naik tuktuk keliling kota. Masih tetap Mr. tuk-tuk yang sama yang mengantarkan kami.
free breakfast
Tujuan hari ini adalah:
- royal palace
- Wat Preah
- Wat Bo
- St. John Church
- Museum
Tapi ternyata ada tambahan lagi dari Mr tuk-tuk, yang entah apa namanya. Seperti kawasan alun-alun perumahan gitu, tapi ada candinya, pintu air yang dicat gambar Buddha, bangunan bertingkat dengan nuansa emas..tapi juga banyak anak sekolah berkeliaran.
royal palace
Wat Preah
Still Wat Preah
Main Gate of Wat Preah
Sleeping Buddha inside Wat Preah
Wat Bo
Museum
St. John church
Menjelang siang kami kembali ke penginapan, dan bersiap untuk menempuh perjalanan jauh.
Renacananya pigah travel akan menjemput kami jam 18.30. So, selama itu kami menunggu di resto penginapan. Karena menunggu lumayan lama, jadinya saya makan berkali-kali, mulai makan siang sampe ngemil, sampai akhirnya makan sore (ketakutan kelaperan selama perjalanan) :p
Amok - makanan khas Kamboja - USD3 (termasuk nasi)
pineapple pancake - USD1
Spicies pork soup - USD3
loklak ala hotel - USD3
Ditulis oleh Octaviani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar