Jumat, 08 Maret 2013

Taman Nasional Komodo yang Bikin Melongo




Gw ga tau, apakah waktu bisa jatuh hati. Jika ia memang bisa, maka pastilah ia jatuh hati pada tempat ini. Di padang savana dan hutan di Taman Nasional Komodo ini waktu berjalan lambat-lambat. Ia tak tergesa seperti di kota, tempat segala sesuatu menjadi tua sebelum waktunya.

Jika waktu punya rasa, maka orang yang tinggal dikota besar akan tau hal ini : bahwa setengah jam sebelum jam delapan pagi adalah rasa yang paling tidak enak didunia. Orang-orang menyetir mobil maupun motor dengan membabibuta, seakan-akan tidak pernah belajar rambu rambu sebelumnya. Di waktu ini stok kesabaran memang selalu terbatas, ia seringkali melahirkan emosi-emosi yang susah dijaga. Jadi saran gw, jangan iseng mencari gara-gara dengan mereka yang berada dijalan raya dikisaran jam delapan pagi, karena stok kesabaran yang sedikit membuat orang mudah lupa bahwa kita pernah upacara dibawah bendera yang sama.

Maka pagi itu 11 November 2012 gw amat bersyukur, ditengah banyaknya waktu menjelang jam delapan yang gw habiskan dikota, ada hari dimana gw bisa  melewatkan jam delapan dengan damai, dengan tanpa tergesa. Di taman nasional komodo, pada jam delapan pagi kita akan disapa suara segar debur ombak dan kicauan burung, dan ketika kita melihat ke luar kapal akan segera terlihat indahnya sinar sang mentari yang terlihat malu malu mengintip dari balik awan dan bukit. Tak ada absensi sidik jari, tak ada lampu merah yang macet dan juga segala jenis definisi keruwetan lainnya. Hanya ada matahari pagi, putihnya pasir pantai, jernihnya laut dan lucunya ikan nemo yang sedang bermain-main di tengah-tengah anemon si terumbu karang.

Pagi itu dibuka dengan gemericik ombak menerpa lembut badan kapal, diselingi suara kicauan burung dan seberkas sinar mentari yang masuk di sela sela terpal. Eh, bentar deh. Sinar mentari?? Berarti udah lewat sunrisenya dong?? Gw langsung bangun dan keluar kamar. Bener aja Tyo dan Anggi lagi asyik jeprat jepret membidik momen sang surya menyinari tanah Flores.


Yaksip gw resmi ketinggalan sunrise. Untung dibawah udah disiapin pisang goreng dan teh anget yang ajiiib. Yang ga nyoba pisgor pisgor Flores dijamin nyesel.

Ga lama kapal berlabuh di Pulau Komodo. Salah satu pulau yang berada di kawasan Taman Nasional Komodo. Karena di Pulau Rinca udah bayar paketan maka disini kita ga perlu bayar lagi. 



Disini Komodonya lebih besar dibandingkan di Rinca, tapi lebih sedikit. Kita ambil jalur medium track karena siangnya mau ngejar ke Manta Point. Di Medium Track kita diajak naik ke Sulpurhea Hill atau Bukit Nuri. Disebut demikian karena dari atas bukit yang indah ini kita akan melihat hutan yang dipenuhi burung Nuri diatasnya.

Panasnya? Jangan ditanya. Seven elevenlah sama di Rinca. Buat yang takut item tidak disarankan kemari pada saat siang hari. Oia di Pulau Komodo kita udah ga terlalu seantusias ketika melihat komodo di Rinca. Ketika di Rinca kita ketemu komodo kita jijingkrakan kaya liat Megan Fox abis mandi, pake handuk doang dan handuknya melorot. Sedangkan di komodo kasusnya sama, hanya saja level Megan Fox terjun bebas menjadi Sinta Bachir. Tau ga Sinta Bachir?? Ga tau? Okesip lanjut!

Sepulang dari Komodo kita lanjut ke Manta Point. Sesuai namanya tempat ini adalah tempat untuk melihat Manta..inget ya ngeliat Manta, bukan ngeliat Mantan!! #plaakk

Oia pada mau liat ga makan siang ala restoran siang ini?? nyooh!!

Kembali ke Mantan Manta, disini susah susah gampang buat ngeliat manta, sama seperti melihat komodo, dibutuhkan sajen ayam dan kembang  luck dan amal yang besar untuk bisa melihat sang manta. Dan jika beruntung kita bisa melihat para manta itu berlompatan seperti terbang di atas air


Bermain bersama Manta hanyalah sedikit hal yang bisa kita nikmati di Taman Nasional Komodo, ia adalah semacam sambal yang membuat liburan menjadi lebih menggigit. Menu lain yang bisa kita nikmati adalah terumbu karang nan cantik dan jaim. 

Kabar baiknya kawan, seperdelapan dari seluruh populasi terumbu karang dunia ada di Indonesia. Itu artinya adalah bahwa lautan kita merupakan kebun terumbu karang terbesar didunia. Mari berteriak HORE!! Di Taman Nasional Komodo, dengan berbagai pulau dan perairan dangkalnya yang jernih kita bisa menghabiskan waktu seharian dengan snorkeling ke berbagai spot yang menakjubkan. 

Menikmati keragaman terumbu karang yang bertebaran dimana-mana sambil sesekali menggoda ikan-ikan kecil yang berenang-renang lincah, salah satunya adalah Pulau Bidadari. Mirip sama kaya pulau bidadari di kep. seribu hanya saja disini 10x lebih segala galanya. Terumbu karang warna warni, ikan ikan cantik, air yang jernih dan travelmate yang keceh menjadikan pulau bidadari ini secantik para bidadari.





Namun gw juga harus menyampaikan sebuah kabar buruk, sejak tahun 1998 pemanasan global yang mulai melanda perairan tropis telah menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang membunuh sebagian besar terumbu karang. Angka kematian terumbu yang disampaikan penggiat lingkungan hidup bahkan mencapai 90 persen.

Maka terumbu karang di Taman Nasional ini adalah sebagian kecil dari populasi terumbu karang dunia yang masih bisa bertahan hidup hingga saat ini. Terumbu karang yang tersusun dari koloni ribuan hewan kecil yang disebut polip ini sangat sensitif dengan adanya perubahan ekosistem. Mereka rata-rata hanya bisa bertahan hidup pada suhu 20-32 derajat celcius, kenaikan suhu dua hingga empat derajad diatas itu sudah cukup untuk membunuh mereka.

Dan kawan, saking sensitifnya terumbu karang ini bahkan satu sentuhan manusia saja bisa membunuhnya. Lain kali saat berfoto bawah air gw akan berusaha untuk ga nyentuh si terumbu karang ini. Gw ga pengen terlibat dalam kematian-kematian mereka. Kadang kurangnya pengetahuan tanpa kita sadari telah menjadikan kita pembunuh, entah itu terumbu entah itu kehidupan lain.

Sebenernya niat kita setelah ini adalah ke Kanawa, namun berhubung cuaca tidak mendukung  maka kita terpaksa menunggu sampai cerah. Setelah menunggu dalam dingin akhirnya sang mentari tersenyum malu malu di balik awan. Oia klo mau nginep disini harga bale balenya 220rb, tenda sendiri 100rb dan sewa tenda 125rb.


Salah satu view terokeh disini adalah sunsetnya dan pemandangan ke arah laut dari atas bukit. Jadi kita harus mendaki ke atas bukit dan sedikit melewati kursi mirip papan yang disediain disana. Dan kalian akan mendapat view kayak gini.






Daaann setelah selesai semua kita pun akan kembali ke Bajo. Karena perjalanan sekitar 1-2 jam maka kita semua tepaarr.



'Mas bangun mas, udah sampe' Dan tak terasa mas mas kapalnya bangunin kita karena udah sampe Bajo. So it means our Komodo Trip is over. Saatnya kembali ke penginepan seharga 50rb/malem untuk beristirahat.

Selesai?? Belum, besok gw akan berangkat ke untuk melihat sunrise di Kelimutu.

Ayo terus berjalan kawan, menyusuri bumi dan menemukan keajaiban-keajaiban kecilnya, karena Tuhan menunjukkan banyak keindahan yang tak Ia tunjukkan pada mereka yang menghabiskan umurnya didapur dan tempat tidur.

Ditulis oleh: Ramdan Nasution 

1 komentar: