Selasa, 24 Juli 2012

Derawan yang menawan..






Tuhan cinta backpacker. Gw  dan banyak pembawa tas punggung lainnya percaya itu, bahwa Tuhan selalu cinta pada mereka yang menempuh perjalanan, dan bahwa para penyusur bumi ini banyak dinaungi keberuntungan.

Sebagai backpacker pemula nan amatir, Gw lagi lagi  punya banyak cerita-cerita kecil yang menurut gw menakjubkan, yang pasti ga bakal gw dapat jika misalnya gw menghabiskan hari libur gw dengan nonton tivi seharian. Kawan, menonton tivi terlalu lama itu menghapus keberuntungan-keberuntungan kita untuk mendapati keajaiban-keajaiban kecil diluar sana.

Indonesia selalu mempunyai cara untuk membuat kita terkesan akan keindahan alamnya. Kali ini sang ibu pertiwi memancarkan pesonanya melalui sebuah kepulauan bernama Derawan. Hah?apa itu Derawan?? Buat orang yang selalu menghabiskan waktunya di balik meja pasti gatau apa itu Derawan. Apakah semacam makanan temennya Bakwan?? Akan tetapi untuk para penjelajah bumiNya (baca : backpacker) Derawan adalah salah satu dari 3 tempat "wajib" dikunjungi selain Wakatobi dan Raja Ampat


Derawan adalah kepulauan yang berada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang terdiri dari beberapa pulau yang ajegile indahnya seperti Derawan, Sangalaki, Maratua, Kakaban, Nabucco dan beberapa pulau Pasir. Untuk mencapai Derawan terdapat beberapa cara. Kita bisa via Balikpapan lanjut naek travel ke Berau seharga 200rbu lalu naik speed boat selama 3 jam ke Derawan. Atau kita bisa ke Tarakan dan langsung nyebrang selama 3 jam juga dengan speedboat, 8 jam naek kapal nelayan, dan 3 hari klo berenang.

Speedboat disini emang agak mahal. Speedboat yang gw naikin yang akan setia menemani kita selama 4 hari harganya berkisar 10juta/4 hari dan bekapasitas 20 orang. Atau bisa juga nyewa speedboat berkapasitas 4 orang dengan harga 1juta/hari.

Derawan di depannya tarakan..


Pagi itu gw sangat menikmati moment saat berada di dalam burung besi yang akan membawa gw ke Tarakan. Tarakan adalah salah satu kota di Kaltim yang mempunya tempat konservasi Mangroove dan Bekantan. Ada yang gatau Bekantan?? Ngaca deh Itu loh monyet berhidung besar maskot Dufan. Disini hanya dengan membayar 4ribu untuk dewasa dan 3ribu untuk anak anak kita udah bisa menikmati sejuknya hutan Mangroove dan -klo beruntung- kawanan Bekantan lagi nagkring di pohon.







Dari Tarakan kita akan menyebrang ke Derawan dari pelabuhan Tengkayu menggunakan speedboat. Sumpah ya ini naik speedboat lebih parah daripada naek truk pasir yang ngebut dijalan ancur. Beneran bikin pantat yang tadinya bahenol jadi serata telor ceplok.

Setelah menempuh 3jam perjalanan (padahal udah naek speedboat) kita menyentuh dermaga Derawan. Hal petama yang gw lakukan setelah turun adalah mengucap Alhamdulillah bisa selamat naik tuh speedboat sarap. Hal kedua adalah bengong, gimana ga bengong?? Kelelahan selama 3 jam terbayar lunas ketika kaki menjejak disni. Ciptaan Tuhan dengan keindahan yang luar biasa akan menjadikan mata dan tubuh kita kembali rileks. Kejernihan dan kebersihan pantainya sangat luar biasa, membuat kita bisa melihat langsung biota laut dari permukaan air seperti Clown fish, ikan kecil biru, ikan kecil merah, gerombolan ikan putih dan juga penyu.

Hah? Penyu?? Ia penyu!! Selain keindahan lautnya, salah satu daya tarik Derawan adalah Penyunya. Salah satu atraksi unik disini adalah atraksi memanggil si "binatang bijak" tersebut. Cukup membawa pelepah daun pisang yang dibiarkan 10 menitan di bibir pantai maka beberapa penyu hijau akan naik untuk memakan pelepah pisang tersebut. 





Karena hari mulai sore kita langsung menuju homestay. Tapiiiii....ga afdol klo ga poto poto dulu. Poto poto adalah hal yang wajib hukumnya. Sewajib anak2 SMA tahun 2000an nonton film Tusuk Jelangkung.





Setelah makan malam maka saatnya ngeliat penyu nelor. Pantai tempat penyu bertelor agak di ujung melintasi cottag2 cottage mewah. Sesampainya di pantai ternyata si penyu udah mulai menggali lobang dan kita diharamkan untuk mendekatinya karena si penyu yang sedang galau ini sesensitip para wanita yang lagi PMS.



Setelah menunggu agak lama maka kita boleh nyamperin nih penyu dan poto poto di deketnya, tapi hati hati karena sirip penyu galau ini bisa membuat pasir di sekelilingnya naik ke mata kita. FYI ketika penyu bertelur mereka akan mengeluarkan cairan dari matanya yang akan terlihat seperti menangis. Di pulau ini para penyu bebas berkeliaran. Ibarat ayam aja klo dijakarta. Puas poto sama penyu maka saatnya kita beristirahat untuk menyiapkan tenaga buat memburu sunrise dan snorkling seharian besok

Keesokan harinya gw terbangun dengan malas dikarenakan sejuknya hawa pagi ditemani dengan bunyi gemericik air hujan yang disambut genteng rumah. Bentar dulu!! Hujan?? Ha u hu je a jan H-U-J-A-N!!!! Berarti batal dong sunrisenya?? Sunrise boleh gagal tapi cintaku padamu ga boleh gagal. #eeaaaa. Setelah solat maka dengan hati cemas gw tidur lagi sambil berdoa semoga pas gw bangun paginya hujan sudah berhenti.

Ternyata doa kita di dengar Tuhan. Paginya sang mentari malu malu tapi mau muncul dari balik awan. Artinya kita jadian jadi snorklingan. Setelah sarapan nasi kuning + telor + mi + ikan (itu sarapan atau makan siang kuli??) kita pun siap. Speedboat juga udah datang. Saatnya mengunjungi surga.



Perahu cepat kami melaju pelan menembus perairan jernih menuju pulau pertama. Pulau pertama kita adalah Pulau Sangalaki. Pulau pulau tersebut adalah kawasan konservasi penyu, dan untuk pengetahuan aja penyu hijau dan penyu sisik itu hanya ada dua di dunia, satu di Indonesia dan satu lagi di Argentina. Disini gw diajak ke kantornya untuk daftar dulu. Disini dijual kaos seharga 90rbu dan Pin seharga 20rbu yang duitnya digunakan untuk dana pelestarian penyu.





Di pulau ini gw diajak ngeliat tukik yang baru netas. Yang keren disini gw bisa ngeliat para tukik yang jumlahnya puluhan itu keluar dari pasir dan langsung nyebar ke segala penjuru. Ajiiiiiibbbbb!!!!! 







Oia pemandangan di pulau ini juga bikin mata melotot. Kombinasi antara putihnya pasir, toscanya laut dan birunya langit membentuk lukisan alam yang amat sangat indah dan membuat mata ga bosen memandanginya. 











Selanjutnya adalah Pulau Kakaban. Yup kalau kalian pernah dengar cerita Danau Ubur Ubur yang melegenda maka di pulau inilah TKPnya. Begitu merapat di dermaga. lagi lagi gw bengong. Pemandangan yang menakjubkan kembali terekam di mata. Dermaga panjang berada di tengah tengah kombinasi putih dan biru langit ditambah birunya laut dan putihnya pasir. Lagi lagi Allah menunjukkan kreasiNya yang menakjubkan.







Ga lama lama di dermaga maka gw lanjut ke Danau. Pulau Kakaban adalah Pulau karang yang ga punya tanah. Jadi untuk mencapai danau kita ga perlu takut nyasar karena jalannya emang cuma jembatan kayu itu.



Dari kejauhan danau udah keliatan. Ternyata danaunya luaaasss.. Danau yang berada di tengah Pulau Kakaban ini terbentuk dari air laut yang terjebak dan tercampur air tanah + air hujan selam ribuan tahun yang kemudian menjadi danau air payau. Biota laut seperti ubur ubur yang terlanjur terjebak di dalamnyatelah berevolusi dan membentuk ekosistem yang unik hasil evolusi ribuan tahun.

Dari atas aja udah keliatan ubur ubur ngambang ngambang.. Pas udah nyebur dan memasukkan kepala ke bawah air. Glek!! Pemandangan puluhan ubur ubur yang berenang bebas disekeliling kita membuat kita berasa ada di taman ubur ubur di Bikini Bottom dan sedang berburu bersama Spongebob dan Patrick.

Ubur ubur disini tidak mempunyai sengat karena di danau ini mereka tidak memiliki predator yang mengancam nyawa mereka selama ribuan tahun sehingga mereka berevolusi menjadi ubur ubur yang tidak memiliki sengat seperti ubur ubur di laut. Indonesia patut berbangga karena danau ini adalah satu dari dua danau unik di dunia yang memiliki ubur urbur tak bersengat. Satu lagi ada di Kep. Palau di Filipina yang termasuk cagar alam yang dilindungi dunia atau World Heritage.







Puas berenang di bikinni bottom maka saatnya makan siang. Kita makan di dermaga. Baru kali ini makan siang dengan view yang ciamik. Ternyata saat kembali ke kapal laut sedang surut. Jadinya kita harus nyebrang pake perahu kecil untuk mencapai kapal yang ga bisa tambat karena mentok ke karang di bawah. Ternyata ga jauh dari sini gw ketemu ada banyak lumba lumba yang lagi  nyari makan. Buat yang pernah ke Kiluan pasti ga asing dengan pemandangan ini.

Terakhir kita akan berkunjung ke Pulau Maratua. Disini ada penginepan ala koper yang bertarif 500rbu/malam. Disini kita akan menemukan Ikan pedang dan Pari Manta. Buat yang belum tau manta adalah sejenis ikan pari besar yang tidak memiliki sengatan berbahaya seperti ikan pari umumnya, dan satu keunikan lain manta adalah mulutnya yang sangat besar hampir menghabisi seluruh badannya, tetapi makanan manta ini hanya plankton saja dan tidak memakan ikan apapun apalagi manusia. Apalagi yang banyak dosa kayak lo. Kagak doyan dia mah.



Pulau Maratua juga memiliki pantai yang ga kalah membengongkan. Kayaknya hari ini gw jadiin hari bengong ajadah. Gimana nggak dari pagi sampe sore gw dibuat bengong oleh keindahan yang ditawarkan oleh alam Derawan.





Akhirnya kita balik lagi ke derawan setelah muter muter ke 3 pulau itu. Disini kita leyeh leyeh dulu di dermaga karena dermaga ini tertutup untuk publik. Tapi alam berkata lain. Karena sebentar lagi  sang surya akan tenggelam dan itu berarti kita harus buru buru ke dermaga lainnya untuk mengabadikan tenggelamnya sang surya.

Huufftt...untung sempet. Ga sia sia buru buru. Sunset disini ajegile gw rasa. Gradasi warna merah dibalut hitamnya langit sore membuat sebuah alur berwarna merah yang indah. Tentu saja momen yg ga bakal dilewatkan para banci poto macam anak anak dakocan.



Kame hame haaa....


Malemnya setelah makan gw pulang buat nonton bola. But you know what?? Ternyata disana ga dapet siaran bola..assuuuu. Jadilah kita keluar lagi nyari hiburan. Kebetulan ada yang lagi ngadain organ tunggal karena anaknya cukuran. Jadilah kita mengadakan konser pelampiasan. Tanpa Malu malu Kika, mba Widha, Pendi dan Uun maju untuk menghibur warga sepulau. Sepertinya konser gatau malu ini telah membangunkan aura bintang dalam tubuh Pendi. Jadilah beruang madu ini mempunyai banyak fans mulai dari anak anak umur 5 taun sampe nenek nenek bau tanah. Mereka semua tergabung dalam FBP (Fans Berat Pendi)



Ga berasa udah malem dan waktunya tidur. Dan bersiap untuk melanjutkan petualangan kita di Derawan dan poto poto di Pulau Pasir esok hari.

Selamat malam Derawan..besok jangan hujan lagi ya..

Ayo terus berjalan kawan, menyusuri bumi dan menemukan keajaiban-keajaiban kecilnya, karena Tuhan menunjukkan banyak keindahan yang tak Ia tunjukkan pada mereka yang menghabiskan umurnya didapur dan tempat tidur.

1 komentar:

  1. WOW.... One of my destination wish list!
    Sangat menarik tulisannya, dengan bahasa yang ringan dan menggelitik, cukup ciamik buat bikin mata seger setelah baca. :)
    Berjanji dalam hati, aku akan menyempatkan diri berkunjung ke Derawan, sepulangnya ke Indonesia beberapa tahun mendatang :D

    Keep on writing, bro!

    BalasHapus